Ekowisata Mangrove Tree


Let’s go green


Hmm .  .  .  Tempat budidaya bakau di Surabaya?? Apa yaa?? Kira-kira ada yang tau gak yaa?? Pasti gak ada yang tau. Padahal kita itu sebagian besar warga kota Surabaya, tapi kok hanya sebagian aja sich yang tau tempat ini. Padahal tempat ini sudah ada sejak tahun 2008 . Nah ini dia Mangrove tree, tempat inilah yang menjadi daya tarik utama kami dalam menjelajahi keindahan alam yang tersembunyi di daerah Surabaya ini.

Buat kalian yang baca blog ini, khususnya yang bertempat tinggal di Surabaya jangan lupa ikut berkunjung ke sini yaa .. karena kami jamin di tempat ini kalian dapat banyak memperoleh ilmu mengenai pentingnya bakau dan betapa bermanfaatnya tumbuhan bakau itu.
Jika diteliti lebih dalam bisa dilihat bahwa tempat ini pun    masih terdengar baru bagi sebagian orang. Tempat budidaya Ekowisata Mangrove yang terletak di dusun Bosem Wonorejo ini menarik perhatian tim kami, yaitu Intaps Reading Club’s dari SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya. Tepatnya pada hari senin tanggal 26 desember 2011 kami mengunjungi serta ikut bersosialisasi dalam pembudidayaan Ekowisata Mangrove. Kondisi wilayah yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman bakau mengalami proses perkembangan secara bertahap. Tempat ini di bangun dengan tujuan membudidayakan berbagai jenis tanaman bakau, serta untuk menanggulangi pemanasan global. Tempat ini sudah didirikan sejak bulan Agustus tahun 2008. Sekaligus diresmikan oleh bapak Bambang DH.

Kesuksesan Ekowisata Mangrove juga tidak terlepas dari dukungan masyarakat, khususnya “Kelompok Tani Bintang Timur” Kelompok tani ini berdiri pada bulan Desember tahun 2010/2011, kelompok tani ini ikut membantu dalam pengembangan dan pembibitan tanaman bakau. Kelompok tani yang berjumlah 19 orang dari kampung Wonorejo ini di gaji oleh Pemkot (pemerintah kota) sebagai balas jasa mereka.

            Pada awal pendirian Ekowisata Mangrove, wilayah sekitarnya merupakan bekas dari tambak milik masyarakat Wonorerjo. Karena sering diterjang gelombang air laut, masyarakat kampung wonorejo akhirnya merelakan tambak mereka untuk di Tanami pohon bakau, pada saat itu bapak Bambang DH sudah menetapkan agar tidak boleh menebang pohon-pohon bakau yang telah ditanami tersebut. Tetapi ada masyarakat yang tidak tahu akan keputusan pelarangan menebang pohon-pohon tersebut, mereka pun ditangkap di area pemotongan itu oleh bapak Bambang DH beserta petugas-petugasnya. Memang pada hari sebelumnya ada 5 orang dengan perahu kecil meliput petani tambak. Kemudian masyarakat tersebut dimintai pertanggung jawaban, apakah dapat menanggulanginya seperti semula. Akhirnya tanah seluas 4,5 hektare dari masyarakat tersebut direlakan untuk ditanami pohon bakau. Setelah 3-4 bulan dilakukan survei, alhasil tumbuhan bakau yang ditanam tumbuh bagus. Dibuatlah post pantau oleh bapak Bambang DH untuk mengawasi pembalakkan liar. Tidak lama kemudian, kurang lebih 6-7 bulan dibuatlah gazebo. Kemudian kurang lebih 1 tahun dari pendirian pos pantau, didirikanlah tempat Ekowisata Mangrove.

            Saat Tim peneliti IRC berkunjung ke Ekowisata Mangrove, suasana tempat wisata tersebut masih terlihat alami. Terdapat sungai kecil dengan air berwarna kecoklatan mengisi sungai. Air sungai itu akan mengalir dan bermuara di Pantai Timur Surabaya atau yang lebih dikenal PAMOR Surabaya yang berjarak sekitar 5 km. disamping sungai dikelilingi oleh tumbuhan yang tumbuh subur. Pohon bakau yang dikembangbiakkan disini ada 22 jenis dari 24 jenis bakau yang ada. Dan di salah satu sisi sungai di buat jogging track berupa jembatan kecil. Dari jembatan kita dapat menjumpai binatang-binatang kecil yang hidup di rawa-rawa, seperti ikan, biawak, kepiting dan lain-lain. Tidak hanya kami saja yang menikmati Ekowisata tersebut, banyak juga masyarakat yang melepas penat, melakukan penelitian, dan juga hunting (berfoto-foto).

            Pada saat berjalan di atas jogging track, banyak ditemui beberapa sekolah dan beberapa badan atau organisasi yang ikut dalam menjaga lingkungan dengan menanam bakau. Memang Ekowisata Mangrove menyediakan bibit bakau bagi siapa saja yang ingin menanamnya. Hanya dengan Rp.2000- saja kita dapat memperoleh bibit bakau. Tidak hanya itu harga Rp.2000- tersebut termasuk perawatan selama 2 tahun, dan bila sudah mati akan digantikan lagi dengan yang baru. Barang siapa yang ingin mengunjungi Pantai Timur Surabaya atau hanya sekedar untuk menanam bakau, pengurus Ekowisata menyediakan perahu yang akan mengantarkan kesana pulang pergi cukup dengan membayar kroscek sebesar Rp.25.000 per orang. Pengurus Ekowisata menyediakan 2 jenis perahu, perahu besar yang mengangkut 40 orang dan perahu kecil yang dapat mengangkut 35 orang.

            So .. Tunggu apalagi??
 Kunjungi Ekowisata Mangrove Tree Surabaya. Di jamin disana kalian pasti tidak bosan dan disana kalian dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
(kurang)
#seru Loh :D
            Berikut adalah penjelasan seputar bakau :
(Posisi dirubah)
Ø  Urutan Perkembangbiakkan bakau
1.      Memilih bibit, yaitu bibit yang jatuh dengan sendirinya dari pohon.
2.      Penanaman bibit di polybag
3.      Tumbuhan bakau memecah daun sekitar 1 bulan sampai 40 hari.
4.      Birih disebar. (lebih baik saat daun ada 3-4 buah)
Atau berumus sekitar 4 bulan dari penanaman.

Ø  Bakau yang dikembangbiakkan (Pembeda : daun, buah)
1.      Reizopora Artikulata
2.      Gurguera Minorisa ; daun lebar
3.      Soniratia Alba
4.      Reizopora Apikulata ; tulang daun merah
5.      Reizopora Mukronata
6.      Reizopora Sitilosa ; tulang daun hijau
7.      Silokarpus Granapus
8.      Srioktagal
9.      Burguera

Ø  Manfaat bakau
1.      Sebagai bahan makanan
2.      Sebagai pembuatan tepung
3.      Soniratia ; buah dapat digunakan sirup ampasnya dapat diolah sebagai dodol
4.      Gurguera sebagai pengganti nasi
5.      Kelopak bunga bakau sebagai Pewarna batik





                 


0 komentar: